Beberapa tahun belakangan, metode BLW sangat populer untuk pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI.
Namun mungkin masih banyak juga yang bertanya-tanya, apakah metode ini aman untuk dilakukan? JIka Parents tertarik untuk menerapkan metode ini, maka ada baiknya untuk membaca ulasan mengenai metode BLW dan tips agar aman menjalankan metode tersebut berikut ini.
Apa Itu BLW?
Baby-led weaning atau BLW adalah metode pendekatan yang mengikuti isyarat dan tanda dari bayi. Dengan metode ini, orang tua atau pengasuh memperhatikan tanda-tanda kesiapan anak untuk makan secara mandiri dan ketika ia sudah siap maka diberikan kesempatan untuk makan sendiri.
Dengan kata lain, metode BLW berbeda dengan pemberian MPASI konvensional dimana orang tua menggunakan sendok untuk menyuapi anak. Metode ini mendukung anak untuk dapat makan sendiri dengan mandiri sejak usia 6 bulan.
Dengan metode ini, Parents tidak perlu membeli atau membuat makanan khusus seperti puree atau bubur bayi. Anak diberikan makanan yang sama dengan seluruh anggota keluarga lainnya, namun dengan modifikasi sesuai kebutuhan misalnya porsi dan ukurannya yang aman dan sesuai untuk bayi.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa metode BLW akan berpengaruh dalam jangka panjang pada selera, kebiasaan, dan preferensi makan anak.
Kapan Anak Bisa Mulai Metode BLW?
Hal paling penting yang harus diperhatikan sebelum memulai metode BLW adalah tanda-tanda kesiapan anak. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Anak dapat duduk sendiri di kursi makan tanpa bantuan
- Anak sudah memiliki kontrol leher dan kepala yang baik
- Anak sudah bisa memasukkan makanan ke mulut menggunakan tangan
Pada umumnya, bayi berusia 6 bulan yang sehat sudah memiliki kemampuan untuk makan sendiri. Jangan lupa juga mengikuti panduan MPASI dari IDAI agar si kecil mendapatkan nutrisi yang tepat.
Manfaat Metode BLW
1. Belajar Mengenali Dirinya Sendiri
BLW merupakan langkah awal bagi bayi dalam belajar mengatur diri sendiri. Dengan metode ini, mereka akan belajar untuk berhenti makan saat sudah merasa kenyang. Berbeda dengan makan disuapi, terkadang orang tua masih memberikan anak makanan padahal ia sudah kenyang sehingga menyebabkan overfeeding.
2. Mendukung Perkembangan Motorik
Makan sendiri dapat menyempurnakan perkembangan motorik anak. Berdasarkan penelitian, metode BLW mendukung pengembangan koordinasi tangan dan mata, ketangkasan, dan kebiasaan makan yang sehat,
Keterampilan mengunyah yang kuat pada beberapa anak mungkin belum sepenuhnya berkembang hingga usia 9 bulan. Nah, metode BLW juga akan membantu mengembangkan keterampilan mengunyah tersebut dengan lebih baik.
3. Baik untuk Eksplorasi
BLW juga memberi bayi kesempatan untuk mengeksplorasi dan mempelajari sendiri rasa, tekstur, aroma, dan warna berbagai makanan. Mereka pun akan terbiasa dengan berbagai jenis makanan dan mencegah kecenderungan anak untuk menjadi picky eater.
Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Saat Menjalankan Metode BLW?
1. Konsultasi Terlebih Dahulu
Meskipun memiliki manfaat yang baik, tidak hanya untuk jangka pendek saja melainkan jangka panjang, perlu diingat bahwa metode BLW tidak bisa diterapkan untuk semua bayi.
Ada bayi yang sebaiknya tidak menggunakan metode ini, misalnya bayi yang mengalami keterlambatan perkembangan atau masalah neurologis. Sebaiknya Parents berkonsultasi dengan dokter anak sebelum memulai metode BLW untuk MPASI, ya.
2. Siapkan Tekstur Makanan yang Sesuai dengan Usia Anak
Pada metode BLW, besarnya potongan makanan harus disesuaikan dengan usia anak.
Sebagai contoh di usia 6-7 bulan, tawarkan makanan dengan potongan lebih besar agar dapat diraih dengan genggaman tangannya. Walau belum mempunyai gigi, gusi anak cukup keras untuk mengunyah makanan padat, namun harus dipastikan tekstur makanan mudah hancur saat diremas.
Di usia 7-8 bulan berikan makanan dengan potongan panjang. Dan di usia 9 bulan anak sudah sudah mengembangkan kemampuan mencapit menggunakan jari (pincer grasp), barulah sajikan makanan dengan potongan lebih kecil untuk melatih pincer grasp-nya.
3. Hindari Menyajikan Makanan yang Dapat Menyebabkan Bahaya Tersedak
Jangan berikan bayi makanan yang keras, renyah dan berukuran kecil seperti kacang-kacangan, buah anggur utuh, irisan apel atau pir tanpa dikukus terlebih dahulu hingga teksturnya lunak.
4. Selalu Awasi Bayi
Meski sudah bisa makan sendiri, jangan biarkan bayi makan tanpa pengawasan. Selalu awasi bayi saat sedang makan.
5. Selalu Berikan Makanan Sambil Duduk
Berikan bayi makanan hanya saat ia sedang duduk. Hindari memberi makan bayi saat ia sedang merangkak atau sedang bergerak kesana kemari karena ini dapat meningkatkan resiko tersedak.
6. Perhatikan Reaksi Alergi
Beberapa jenis makanan seperti kacang-kacangan atau makanan laut bisa menjadi pemicu alergi. Parents perlu tahu tanda-tanda alergi makanan seperti gatal-gatal, kulit bengkak, lidah bengkak, bersin, mengi, tenggorokan sesak, muntah, sulit menelan, sakit perut dan diare.
7. Mengetahui Perbedaan Gagging dan Choking
Selain itu, Parents juga perlu waspada terhadap kemungkinan bayi tersedak.
Bayi memiliki refleks muntah atau gagging yang membantu melindungi mereka dari tersedak makanan secara alami. Gagging terjadi sebagai proses alami untuk belajar mengatur jumlah makanan yang bisa mereka kunyah dan telan pada satu waktu. Dengan proses ini, bayi dapat belajar mengatasi tekstur yang berbeda dan mengunyah makanan yang lebih keras.
Gagging adalah refleks pelindung alami yang menghasilkan kontraksi pada bagian belakang tenggorokan untuk melindungi bayi dari tersedak. Gagging adalah kontraksi berirama yang mulai dari faring (tabung yang mengarah ke perut) untuk membantu mengangkat makanan dan menghentikan menelan.
Meskipun gagging adalah hal yang normal dan biasanya tidak berbahaya, penting untuk mengetahui perbedaan antara gagging dan tersedak (choking). Tersedak bisa berbahaya karena menyebabkan jalan napas tersumbat dan bayi bisa kesulitan bernapas.
Berikut adalah perbedaan dari keduanya:
-
Gagging
- Mata bayi berair
- Bayi mendorong lidah mereka ke depan (atau keluar dari mulut)
- Tampak seperti hendak muntah
-
Tersedak (choking)
- Bayi terlihat diam dan tidak menangis
- Kulit terlihat tertarik ke arah dada
- Adanya suara bernada tinggi
- Bayi tampak ketakutan
- Perubahan warna kulit (biasanya menjadi kebiruan atau keunguan
8. Mengetahui Cara Melakukan Pertolongan Pertama dan CPR untuk Keadaan Darurat
Jika tersedak yang mengakibatkan bayi kesulitan bernapas terjadi, yang bisa Parents lakukan adalah segera meminta bantuan medis dan melakukan pertolongan pertama atau CPR (cardiopulmonary resuscitation).
Saat bayi tersedak, pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
Baringkan bayi di lengan bawah atau paha Parents. Dengan bagian bawah telapak tangan, berikan pukulan di punggung yang kuat di antara tulang belikat. Berikan hingga 5 pukulan punggung. Setiap satu pukulan, lihat ke dalam mulut bayi untuk memeriksa apakah sumbatan telah hilang.
Jika sumbatan belum hilang, baringkan bayi telentang. Letakkan 2 jari di tengah dada diantara puting susu. Berikan 5 dorongan dada yang kuat dan cepat. Lihat ke dalam mulut bayi di antara setiap dorongan untuk memeriksa apakah sumbatan telah hilang.
Jika sumbatan sudah lepas dan Parents bisa melihatnya di mulut bayi, keluarkan benda yang menyumbat tersebut dengan jari kelingking Letakkan bayi dalam posisi miring dengan kepala dimiringkan ke bawah sampai bantuan medis tiba.
Jika benda yang menyumbat masih belum lepas, lakukan 5 pukulan punggung dan 5 dorongan dada terus secara bergantian hingga bantuan medis datang. Namun jika bayi kemudian hilang kesadaran, segera lakukan CPR.
Berikut adalah langkah untuk melakukan CPR kepada bayi
- Letakkan bayi telentang pada permukaan yang rata.
- Berlutut di samping bayi, dengan pinggul agak miring.
- Berikan 30 kompresi dada. Caranya, letakkan kedua ibu jari berdampingan di tengah dada bayi, tepat di bawah garis puting. Gunakan empat jari lainnya untuk memegang dada dan punggung bayi untuk memberikan dukungan.
- Dengan menggunakan kedua ibu jari secara bersamaan, tekan keras dan kencang ke bawah sekitar 3,8 cm dengan kecepatan 100 hingga 120 per menit. Biarkan dada kembali ke posisi normalnya setelah setiap kompresi.
- Jika tidak bisa mencapai kedalaman hingga 3,8cm, sebaiknya gunakan teknik satu tangan dengan dua jari yang diletakkan sejajar di bagian tengah dada.
- Berikan 2 napas. Buka jalan napas ke posisi netral dengan memiringkan kepala atau mengangkat dagu bayi, kemudian tiup mulut bayi selama kurang lebih 1 detik. Pastikan setiap napas membuat dada mengembang, dan biarkan udara keluar sebelum memberikan napas berikutnya.
- Lanjutkan memberikan set 30 kompresi dada dan 2 napas sampai terlihat tanda kehidupan seperti bernapas normal kembali atau bergerak, atau hingga petugas medis datang mengambil alih CPR.
***
Itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui seputar metode BLW untuk pemberian MPASI anak, agar si kecil bisa makan dengan nyaman dan tetap aman. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!
Sumber:
Cleveland Clinic - Baby-Led Weaning: What You Need to Know
https://health.clevelandclinic.org/baby-led-weaning/
What to Expect - Baby-Led Weaning (BLW)
https://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-baby/baby-led-weaning/
Parents - Do and Don'ts of Baby-Led Weaning
https://www.parents.com/baby/feeding/solid-foods/dos-and-donts-of-baby-led-weaning/
NHS - Gagging
https://www.nhs.uk/start4life/weaning/safe-weaning/gagging/#
Solid Starts - Gagging
https://solidstarts.com/gagging/
Red Cross - How to Perform Child and Baby CPR
https://www.redcross.org/take-a-class/cpr/performing-cpr/child-baby-cpr
Raising Children Network - Choking First Aid for Babies
https://raisingchildren.net.au/babies/safety/choking-strangulation/choking-first-aid-pictures