Co-sleeping memang tidak disarankan karena adanya risiko SIDS, tetapi risikonya bisa diminimalkan dengan menerapkan Safe Sleep Seven.
Di Indonesia, sebagian besar orang tua berbagi tempat tidur dengan bayinya atau co-sleeping. Praktik ini sudah menjadi tradisi budaya dan keluarga, sementara membiarkan bayi tidur di kamar sendiri mungkin masih jarang dilakukan.
Co-sleeping atau bed-sharing memang memiliki kelebihan tersendiri misalnya memudahkan pemberian ASI, tetapi Parents perlu mengetahui juga bahwa sebenarnya praktik ini tidak disarankan oleh American Academy of Pediatrics (AAP).
AAP menyarankan untuk tidak berbagi tempat tidur karena dapat menimbulkan risiko, termasuk potensi Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS) atau bahaya terkait tidur lainnya.
Tidak semua keluarga bisa tidur terpisah dengan bayi, termasuk mereka dengan keterbatasan kamar di rumahnya. Ada beberapa hal yang bisa Parents lakukan agar praktik co-sleeping bisa berjalan dengan minim resiko.
Safe Sleep Seven
Berbagi tempat tidur dengan bayi membuat proses menyusui menjadi lebih nyaman. Bayi lebih mudah mengakses payudara ibunya, sehingga menyusu di malam hari menjadi lebih nyaman bagi ibu dan bayi.
Berbagi tempat tidur juga sering kali membuat transisi kembali tidur setelah menyusu menjadi lebih lancar karena bayi dapat tetap dekat dengan ibunya. Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa 44% ibu menyusui yang menyusui bayinya di tempat tidur pada malam hari tertidur bersama setidaknya satu kali selama menyusui.
Co-sleeping memang memiliki potensi risiko SIDS, tetapi kemungkinan ini bisa diminimalisir.
Safe Sleep Seven atau tujuh aturan tidur aman adalah aturan yang dirancang untuk menjadikan co-sleeping lebih aman bagi bayi. Pedoman ini diperkenalkan dalam buku ‘Sweet Sleep’, yang ditulis oleh Diane Wiessinger, Diana West, Linda J. Smith, dan Teresa Pitman pada tahun 1999. Dengan mengikuti Safe Sleep Seven, orang tua dapat menyediakan lingkungan tidur yang lebih aman bagi bayinya saat berbagi tempat tidur. Aturannya adalah sebagai berikut:
1. No Smoke, Sober Mom (Dilarang Merokok dan Minum Alkohol)
Jika seorang ibu ingin tidur bersama dengan bayinya, penting untuk tetap sadar dan menghindari merokok.
Menurut penelitian telah banyak kasus kematian bayi yang terkait dengan co-sleeping terjadi ketika salah satu atau kedua orang tua adalah perokok atau mengonsumsi alkohol atau obat-obatan sebelum tidur.
AAP juga sangat memperingatkan agar tidak merokok selama kehamilan dan memaparkan bayi pada asap rokok, karena dapat meningkatkan risiko SIDS secara signifikan.
2. Baby at Your Breast (Posisi Bayi Sejajar dengan Dada)
Keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama saat tidur bersama dengan bayi. Pastikan bayi berbaring dengan posisi wajah sejajar dekat dengan payudara atau dada Parents, dan hindari penggunaan bantal untuk menopang kepalanya.
Penelitian telah menemukan bahwa ketika ibu menyusui sambil berbaring, mereka secara alami menciptakan postur cuddle curl yang protektif. Dalam posisi ini, lengan dan kaki ibu akan melingkari bayi, sehingga sangat kecil kemungkinannya bayi akan berguling saat tidur. Hal ini tidak hanya menjaga bayi tetap aman tetapi juga nyaman bagi bayi dan ibu selama tidur bersama.
3. Healthy Baby on His Back (Bayi Tidur Telentang)
Posisi tidur yang paling aman bagi bayi adalah telentang, baik ketika co-sleeping maupun tidur di kasur terpisah. Penelitian membuktikan bahwa SIDS paling sering terjadi pada bayi yang tidak ditidurkan dengan posisi telentang.
4. Keep Him Lightly Dressed (Hindari Pakaian Berlapis-Lapis)
Bayi lebih mudah mengalami kepanasan atau overheat dibanding orang dewasa. Hindari memakaikan bayi pakaian berlapis-lapis.
Menurut AAP, bayi lebih baik tidur dengan satu lapis pakaian tambahan saja dibandingkan dengan apa yang orang dewasa kenakan agar tetap merasa nyaman di suhu ruangan yang sama. Selain itu, selalu perhatikan apakah ada tanda-tanda bayi kepanasan saat sedang tidur,
5. Not Too Soft a Bed (Tempat Tidur yang Tidak Terlalu Empuk)
Jika orang tua mempertimbangkan untuk tidur bersama dengan bayinya, penting untuk memastikan bahwa tempat tidur bayi tidak terlalu empuk. Permukaan tempat tidur harus kokoh dan memberikan dukungan yang cukup untuk menjaga jalan nafas bayi tidak tertutup.
Kasur yang empuk atau terlalu empuk dapat menimbulkan risiko, karena dapat menyebabkan bayi tenggelam ke dalam kasur, sehingga berpotensi menghambat kemampuan mereka untuk bernapas dengan baik.
6. Watch The Cords and Gaps (Perhatikan Kabel dan Celah)
Jaga agar tidak ada kabel, tali, atau pita di area tidur bayi karena dapat menimbulkan bahaya tercekik. Selain itu, pastikan tempat tidur tidak terlalu dekat dengan dinding atau furnitur, karena bayi mungkin terguling atau bergeser di malam hari dan berisiko terjebak di celah yang sempit.
7. Keep The Covers off His Head (Jangan Menutupi Kepala Bayi)
Banyak ahli seperti CDC atau AAP merekomendasikan agar area tidur bayi tidak ditutupi dengan alas tidur atau ada mainan yang secara tidak sengaja bisa menutupi kepalanya. Hindari pula memakaikan kerudung atau topi pada bayi yang sedang tidur.
Bayi masih belum bisa banyak bergerak, sehingga jika ada sesuatu yang menghalangi jalan nafasnya maka ia tidak bisa memindahkannya sendiri.
***
Untuk banyak keluarga, co-sleeping dengan bayi adalah praktik yang umum, sering kali disebabkan oleh terbatasnya ruang di dalam rumah. Meskipun begitu, penting untuk memprioritaskan keselamatan dan keamanan bayi.
Pahami lebih banyak lagi tentang keamanan si kecil selama tidur dan hal-hal apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kualitas tidurnya di Infant Sleep Learning Course dari Happy Little Sleeper!
Terapkan Safe Sleep Seven di atas agar orang tua dapat meminimalkan risiko terkait tidur bersama dan menciptakan lingkungan tidur yang lebih aman, ya.
Sumber:
Understanding Safe Sleep 7 Guidelines About Co-Sleeping With Baby
https://www.healthline.com/health/pregnancy/safe-sleep-7
La Leche League International - Safe Co Sleeping: The Safe Sleep Seven
https://llli.org/news/the-safe-sleep-seven