Di Indonesia, banyak keluarga yang lebih memilih tidur bersama bayi di satu kasur atau co-sleeping padahal tidak banyak yang tahu hal ini bisa menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk.
Co-sleeping merupakan praktik yang sangat lumrah. Biasanya, orang tua ingin terus tetap berada di dekat si kecil sehingga memilih untuk melakukan co-sleeping. Namun penelitian terbaru menemukan bahwa kebiasaan tidur bersama alias co-sleeping dapat menjadi salah satu faktor yang mungkin saja menyebabkan masalah pada tidur bayi.
Studi: Kebiasaan Tidur Bayi yang Buruk Mungkin Disebabkan oleh Co-Sleeping
Norwegian Institute of Public Health baru-baru ini melakukan penelitian komprehensif yang melibatkan 55.831 ibu untuk memahami lebih jauh tentang kebiasaan tidur anak.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics tersebut berfokus pada bagaimana tidur anak-anak dipengaruhi oleh kebiasaan co-sleeping, yaitu mereka berbagi tempat tidur dengan orang tua. Penelitian ini menemukan bahwa semakin lama anak-anak tidur bersama dengan orang tuanya, semakin besar kemungkinan kebiasaan tidur mereka terkena dampak negatif. Anak-anak yang tidur bersama cenderung memiliki durasi tidur lebih pendek dan lebih sering terbangun di malam hari.
Penelitian lain yang dilakukan di Paris menemukan bahwa orang tua melaporkan bayi mereka lebih banyak terbangun di malam hari saat berbagi tempat tidur. Hal ini mungkin terjadi karena orang tua menjadi lebih awas dan waspada terhadap apa yang terjadi pada buah hatinya saat berada di dekatnya.
Selain itu para ahli juga berpendapat co-sleeping dikaitkan dengan masalah tidur lainnya seperti durasi tidur yang lebih pendek atau kesulitan memulai tidur pada bayi. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah karena orang tua yang anaknya mengalami kesulitan tidur cenderung memilih untuk co-sleeping agar lebih mudah menenangkan bayi. Keputusan ini pada akhirnya akan mempengaruhi pola tidur bayi.
Nah, jika Parents mengalami kesulitan untuk mengubah kebiasaan tidur yang kurang baik, atau ingin mencoba melatih bayi agar bisa tidur mandiri, yuk segera konsultasi di One-on-One Coaching dari Happy Little Sleeper.
Apakah Co-Sleeping Itu Buruk?
Mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah buruk atau bahkan berbahaya jika bayi tidur di ranjang yang sama dengan orang tuanya.
American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa tidur bersama atau co-sleeping tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), yang merupakan masalah sangat serius.
Sebaliknya, AAP menyarankan untuk menerapkan room sharing atau berbagi kamar sebagai alternatif yang lebih aman. Orang tua dapat meletakkan tempat tidur bayi di kamar yang sama dengan mereka, tetapi tidak tidur dalam satu tempat tidur. Dengan cara ini bayi dapat tetap dekat dan orang tua. lebih mudah merespon kebutuhan mereka, dan dapat mengawasi mereka tanpa resiko.
Sebuah penelitian pada tahun 2014 menyebutkan bahwa berbagi tempat tidur dengan bayi dianggap aman jika bayi berusia lebih dari 3 bulan.
Tidur bersama juga memiliki keuntungan tersendiri. Berada dekat dengan bayi membuat proses menyusui menjadi lebih mudah, dan hal ini sangat baik untuk kesehatan bayi. Saat Parents berada di dekat bayi, maka Parents akan dapat dengan cepat merespons kebutuhan bayi. Misalnya jika ia terbangun karena lapar di malam hari, Parents dapat menyusuinya dengan cepat dan mudah. Ini membantu bayi dan juga Parentsnya lebih mudah tertidur kembali.
Praktik co-sleeping juga membuat ikatan atau bonding antara orang tua dan anak semakin kuat. Bayi akan merasa aman dan tenteram jika selalu berada dekat dengan orang tuanya. Jika memang harus melakukan co-sleeping, coba terapkan safe sleep seven agar bed-sharing jadi lebih aman.
***
Memutuskan apakah akan berbagi tempat tidur dengan bayi atau tidak sebenarnya adalah pilihan pribadi. Beberapa keluarga memilih co-sleeping karena membantu hal-hal seperti menyusui dan merasa dekat. Sedangkan membiarkan bayi tidur di tempat tidurnya sendiri membantu ia mengembangkan self-soothing skill dan kemampuan tidur mandiri. Tidur sendiri juga akan meningkatkan kualitas tidur karena minimnya gangguan dari faktor eksternal.
Jadi, apakah Parents memilih untuk co-sleeping atau tidak, yang terpenting adalah apa yang membuat Parents dan keluarga merasa nyaman dan aman. Semoga bermanfaat!
Sumber:
Sleep habits and sleep characteristics at age 1 year in the ELFE birth cohort study
https://www.sciencedirect.com/science/article/am/pii/S1389945719316417
Trajectories and Predictors of Nocturnal Awakenings and Sleep Duration in Infants
https://journals.lww.com/jrnldbp/abstract/2014/06000/trajectories_and_predictors_of_nocturnal.1.aspx
SIDS and Other Sleep-Related Infant Deaths: Updated 2016 Recommendations for a Safe Infant Sleeping Environment
https://pediatrics.aappublications.org/content/138/5/e20162938
Healthline - Are There Co-Sleeping Benefits? Here's What Experts Say
https://www.healthline.com/health/co-sleeping-benefits#guidelines
Bed-Sharing in the Absence of Hazardous Circumstances: Is There a Risk of Sudden Infant Death Syndrome? An Analysis from Two Case-Control Studies Conducted in the UK
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0107799