Di Indonesia, praktik co-sleeping atau bayi tidur satu ranjang dengan orang tuanya sudah menjadi budaya tersendiri dan sebagian besar masyarakat melakukan ini. Namun, penelitian terbaru mengungkap fakta menarik bahwa bayi cenderung tidur lebih nyenyak dan aman jika mereka tidur di tempat tidur dan kamarnya sendiri.
Bayi tidur sendiri dinilai lebih aman dan juga meningkatkan kualitas tidur. Mengapa hal ini bisa terjadi? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel berikut ini.
Penelitian: Bayi Tidur Lebih Baik Jika di Kamar Sendiri
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar bayi tidur di kamar yang sama dengan orang tuanya namun tidak di ranjang yang sama (room sharing) selama enam bulan pertama usianya untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Namun, sebuah penelitian menemukan bahwa bayi yang berbagi kamar dengan orang tuanya setelah usia empat bulan cenderung kurang tidur di malam hari dan lebih sering terbangun. Studi menunjukkan bahwa ketika bayi terus berbagi kamar dengan orang tuanya setelah mencapai usia empat bulan, pola tidurnya akan berubah.
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa bayi berusia sembilan bulan yang berbagi kamar dengan orang tuanya rata-rata tidur 9,75 jam per malam. Sebaliknya, bayi yang mulai tidur sendiri pada usia empat bulan bisa tidur hingga 10,5 jam lamanya, sedangkan mereka yang melakukan transisi tidur di kamar sendiri antara usia empat hingga sembilan bulan mencapai 10 jam tidur.
Selain itu, bayi yang tidur sendirian setelah usia empat bulan memiliki rentang waktu tidur tanpa gangguan yang lebih lama, rata-rata 9 jam. Disisi lain, mereka yang berbagi kamar hanya bisa tidur selama 8,3 jam tanpa gangguan.
Studi ini juga menemukan bahwa bayi yang mulai tidur sendiri pada usia empat bulan, dua kali lebih mungkin untuk memiliki rutinitas waktu tidur yang konsisten dan memiliki kebiasaan tidur yang sehat yaitu tidak tidur larut malam.
Umumnya, orang tua mulai berpikir untuk memindahkan bayi ke kamar sendiri setelah usia 1 tahun, dimana anak sudah mulai menginjak usia balita. Akan tetapi, di usia tersebut anak akan mengalami puncak dari separation anxiety sehingga biasanya lebih sulit untuk menidurkannya di kamar sendiri. Selama fase ini, anak-anak menjadi sangat terikat dengan pengasuh utama mereka dan mungkin menunjukkan kesusahan ketika terpisah dari pengasuh utama mereka.
Oleh karena itu, orang tua harus mempertimbangkan faktor emosional dan perkembangan anak ketika memutuskan kapan akan memindahkan anak mereka ke kamarnya sendiri dan memilih waktu yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan emosional anak.
Mana yang Lebih Baik, Room Sharing atau Bayi Tidur di Kamar Sendiri?
Memilih antara room sharing atau membiarkan bayi tidur di kamar sendiri masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berbagi kamar dapat memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan bayi serta mengurangi resiko SIDS pada tahun pertama. Namun, praktik ini dapat menunda bayi mengembangkan kemampuan menenangkan diri (self-soothing) karena selalu ada bantuan dari orang tua.
Di sisi lain, menidurkan bayi di kamar sendiri dapat memperbaiki pola tidur dan mengurangi gangguan tidur baik bagi bayi maupun orang tuanya. Dengan tidur di kamar sendiri, bayi dapat mengembangkan keterampilan menenangkan diri dan kemandirian sejak dini. Namun, jika bayi tidur di kamarnya sendiri mungkin ibu yang menyusui harus bangun dan berpindah-pindah tempat untuk sesi menyusui di malam hari.
Selain itu, pastikan juga untuk mengatur kamar bayi seaman mungkin untuk meminimalisir risiko SIDS.
Mengapa Bayi Lebih Baik Tidur Sendiri?
Ada beberapa alasan mengapa bayi sebaiknya mempunyai kamar sendiri untuk tidur:
-
Pola Tidur yang Lebih Baik: Bayi cenderung tidur lebih nyaman dan lebih lama jika mereka memiliki ruang sendiri.
-
Mengurangi Gangguan Tidur: Berbagi kamar dengan orang tua dapat menyebabkan bayi sering terbangun dan terganggu, sehingga mempengaruhi kualitas tidur mereka.
-
Lebih Aman: Risiko tertimpa badan orang tua atau terhalangnya jalan napas bayi bisa diminimalisir dengan bayi tidur di tempat tidurnya sendiri.
-
Kemandirian dan Self-Soothing Skill yang Lebih Baik: Room sharing terkadang dapat menghambat transisi bertahap bayi menguasai kemampuan kemandirian tidur dan menenangkan diri, yang merupakan salah satu tonggak perkembangan penting baginya.
- Waktu Tidur yang Lebih Konsisten: Bayi yang tidur di kamarnya sendiri cenderung memiliki rutinitas waktu tidur yang konsisten, sehingga mendukung kebiasaan tidur yang sehat sejak usia dini.
***
Wajar jika orang tua merasa khawatir meninggalkan si kecil sendirian di kamarnya. Namun ingat, langkah ini bisa membantu mereka menjadi lebih mandiri sejak dini. Penelitian menunjukkan bahwa bayi sering kali tidur lebih nyenyak dan aman di kamarnya sendiri.
Untuk membuat transisi bayi tidur di kamar sendiri ini selancar dan seaman mungkin, orang tua harus memastikan lingkungan tidur bayi aman dan kondusif untuk kualitas tidur. Pelajari juga hal-hal penting seputar tidur bayi di Infant Sleep Learning Class by Happy Little Sleeper sekarang. Semoga bermanfaat!
Sumber:
NPR - Little Clarity For Parents Wondering Where Their Infant Should Sleep
https://www.npr.org/sections/health-shots/2017/06/05/531582634/babies-sleep-better-in-their-own-rooms-after-4-months-study-finds
Mother-infant room-sharing and sleep outcomes in the INSIGHT Study
http://doi.org/10.1542/peds.2017-0122
Verywell Family - When Should Babies Sleep in Their Own Room?
https://www.verywellfamily.com/when-should-babies-sleep-in-their-own-room-4143271