Membiarkan kakak dan adik berbagi kamar dengan adalah cara yang bagus untuk mendekatkan mereka, dan membantu mereka mempelajari keterampilan sosial yang penting seperti berbagi dan bersikap baik satu sama lain. Hal ini juga mengajarkan mereka bagaimana menyelesaikan masalah ketika berselisih paham.
Namun, jika saudara kandung berbagi kamar mungkin ada beberapa masalah tidur yang terjadi, seperti sulit tidur atau bangun lebih awal (early waking).
Ikuti beberapa tips sederhana seputar berbagi kamar untuk saudara agar menjadi menyenangkan, serta mengatasi masalah tidur yang mungkin muncul berikut ini.
Tips Berbagi Kamar Tidur untuk Kakak dan Adik
1. Tunggu Hingga Keduanya Bisa Tidur Mandiri
Sebaiknya orang tua menunggu sampai kedua anak bisa tidur sendiri sebelum berbagi kamar alias tidak membutuhkan bantuan lagi misalnya harus digendong terlebih dahulu. Usahakan agar kedua anak dapat tidur sendiri di malam hari dan tetap tertidur sepanjang malam.
Ada baiknya juga untuk berbicara dengan anak yang lebih besar dan beritahu mereka bahwa adiknya mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan ruangan baru.
2. Tempat Tidur Terpisah
Berbagi kamar bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi kakak dan adik, tetapi penting untuk memberi mereka ruang tidur yang terpisah, seperti yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP).
Tempat tidur yang terpisah tidak hanya soal keselamatan tetapi juga kenyamanan. Memiliki ruang tidur sendiri membantu setiap anak merasa istimewa dan memberi mereka otoritas, dengan tempat tidur atau meja milik mereka sendiri.
Namun, jika hanya ada satu tempat tidur di kamar dan anak-anak harus berbagi tempat tidur, Parents harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran tempat tidur, tindakan pencegahan keselamatan, preferensi anak-anak, dan seberapa baik mereka dapat tidur bersama.
3. Gunakan Tempat Tidur Sesuai Usia
Penting untuk menggunakan tempat tidur yang sesuai dengan usia anak saat mereka berbagi kamar. Misalnya jika si adik masih bayi, sebaiknya ia menggunakan crib dan kakak yang sudah balita menggunakan tempat tidur anak.
American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan anak yang tingginya sudah mencapai sekitar 90 cm (atau berusia 18-36 bulan) bisa dipindahkan dari crib ke tempat tidur biasa.
4. Gunakan White Noise
Saat saudara berbagi kamar, tidak jarang suara yang dikeluarkan salah satu anak, seperti tangisan, gelisah, atau mendengkur, mengganggu tidur anak lainnya. Untuk mengatasi hal ini Parents bisa menggunakan mesin white noise seperti Dream Whisper Home Calming White Noise & Baby Shusher dari Happy Little Sleeper.
White noise yang menjadi suara latar belakang ini bisa meredam suara-suara yang tiba-tiba yang mungkin bisa mengganggu tidur salah satu anak, dan memungkinkan anak lainnya untuk beristirahat dengan tenang.
5. Minta Mereka Mendekorasi Secara Terpisah
Meskipun saudara kandung, bisa saja preferensi mereka berbeda. Parents bisa mendukung si kecil untuk mendekorasi kamarnya secara terpisah, dimana setiap anak dapat memiliki ruangnya sendiri di dalam ruang bersama yang mencerminkan gaya dan kepribadiannya.
Hal ini membantu mereka merasa bahwa ruangan tersebut adalah sebagian miliknya, meskipun mereka berbagi ruangan dengan saudara kandungnya. Hal ini tidak hanya memungkinkan mereka menunjukkan selera unik mereka tetapi juga membuat mereka bertanggung jawab atas bagian ruangan mereka. Ini adalah cara yang bagus untuk melibatkan anak-anak dalam pengambilan keputusan dan memastikan ruangan tersebut sesuai dengan preferensi mereka, menjadikan berbagi kamar lebih menyenangkan dan nyaman bagi keduanya.
6. Perhatikan Jam Berapa Setiap Anak Tidur
Biasanya jika dua anak berbagi kamar, maka orang tua otomatis akan menidurkan keduanya di waktu yang sama. Namun, tidak semua anak sama karena kebutuhannya bisa jadi berbeda sesuai dengan usia.
Jika salah satu anak mengalami sulit tidur, maka menyesuaikan waktu tidur 30 hingga 60 menit saja bisa menjadi solusi yang baik. Dengan cara ini, setiap anak dapat memiliki waktu tidur khusus masing-masing, memastikan mereka mendapatkan istirahat yang diperlukan sambil tetap menjaga rutinitas keluarga.
***
Berbagi kamar dengan saudara kandung memang ada suka dan dukanya. Hal ini dapat memperkuat ikatan mereka dan memberi mereka pelajaran kehidupan yang penting, tetapi juga dapat membawa beberapa tantangan, terutama dalam hal tidur dan ruang pribadi.
Parents perlu menjadikan pengalaman kakak dan adik berbagi kamar ini menjadi pengalaman yang positif. Menemukan keseimbangan yang tepat membantu anak-anak menciptakan kenangan indah dan tumbuh bersama dengan akur
Sumber:
Healthy Children by AAP - How to Keep Your Sleeping Baby Safe: AAP Policy Explained
https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/sleep/Pages/a-parents-guide-to-safe-sleep.aspx
Cleveland Clinic - When to Transition to a Toddler Bed and Tips for a Smooth Move
https://health.clevelandclinic.org/from-crib-to-toddler-bed