Merangkak adalah milestone yang penting bagi bayi. Kemampuan merangkak adalah langkah perantara antara fase duduk dan berjalan. Bayi biasanya mulai merangkak sekitar usia 8-9 bulan atau setelahnya, tetapi beberapa bayi mulai merangkak paling cepat pada usia 6 atau 7 bulan.
Namun, tidak semua bayi mengalami fase merangkak. Ada bayi yang bisa langsung berdiri dan berjalan, tanpa merangkak sebelumnya.
Central of Disease Control Prevention (CDC) dan American Academy of Pediatrics (AAP) baru-baru ini merubah panduan tonggak perkembangan bayi mereka, dengan menghapus merangkak sebagai salah satu tonggak perkembangan. Jadi, haruskah si kecil merangkak terlebih dahulu sebelum berjalan?
Manfaat Merangkak untuk Bayi
Ada banyak cara unik bagi bayi untuk belajar merangkak, dan bisa saja gaya merangkak tiap bayi berbeda. Ada bayi yang bisa merangkak dengan satu gaya, kemudian berganti gaya, dan tetap dengan gaya favoritnya sampai ia sudah bisa berjalan. Beberapa cara bayi merangkak, diantaranya adalah:
- Merangkak dengan perut
- Bergerak dengan pantat (ngesot)
- Bergerak dengan ancang-ancang
- Bergerak dengan dua tangan dan satu lutut
- Bergoyang-goyang dengan tangan dan kakinya sambil pantatnya terangkat tinggi di udara (bear crawl)
- Mendorong dirinya untuk maju (leapfrog)
- Mendorong tubuh ke belakang atau ke samping untuk bergerak (crab crawl)
Umum bagi bayi untuk melewatkan fase merangkak dan langsung berdiri atau berjalan. Tetapi tahukah Parents bahwa merangkak memiliki banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak?
Merangkak memberikan banyak pengalaman untuk anak dan membantu mengembangkan dan memperkuat berbagai area tubuh lainnya. Para ahli berpendapat bahwa merangkak adalah periode pertama dan terlama waktu bayi akan meletakkan beban tubuhnya di tangan mereka. Hal ini berguna untukmengembangkan kekuatan otot tangan dan stabilitas di bahu mereka.
Merangkak dianggap sebagai bentuk pertama dari gerakan mandiri anak. Tetapi bukan hanya merupakan cara untuk bergerak, merangkak juga membantu mengembangkan dan meningkatkan sistem vestibular (keseimbangan), sistem sensorik, kognisi, keterampilan memecahkan masalah (problem solving), dan koordinasi.
Merangkak pun membentuk kesadaran anak akan tubuhnya yang akan sangat penting untuk perkembangannya. Dalam beberapa kasus, keterlambatan merangkak bisa menjadi tanda bahwa seorang anak berisiko mengalami perkembangan motorik yang lebih lambat.
Tips Membantu Bayi Belajar Merangkak
Meski kemampuan merangkak dipelajari sendiri oleh bayi, orang tua bisa membantu mendukung anak belajar merangkak dengan lebih baik.
Membantu mereka belajar merangkak bukan berarti mengajari cara merangkak, tetapi lebih tentang memberi mereka kesempatan untuk melatih keterampilan yang mereka butuhkan. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu bayi belajar merangkak.
1. Tummy Time
Ketika bayi berbaring tengkurap saat melakukan tummy time, mereka berlatih mengangkat kepala yang memperkuat otot dada dan punggungnya serta membuat anggota tubuhnya bergerak bebas. Meski tampak sederhana, sebenarnya aktivitas ini membantu membangun otot-otot yang mereka perlukan untuk merangkak.
2. Beri Mereka Kesempatan untuk Berlatih
Bayi yang tidak menghabiskan banyak waktu di lantai, misalnya lebih sering digendong atau duduk di bouncer mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan kekuatan yang mereka butuhkan untuk merangkak.
Bayi lebih cenderung merangkak jika diberi banyak kesempatan untuk bergerak bebas sambil berbaring tengkurap. Permukaan yang tepat juga bisa mendukung bayi belajar merangkak, misalnya pastikan permukaan lantai rata dan keras untuk memudahkannya mendorong tubuhnya.
3. Gunakan Mainan
Parents juga dapat membuat waktu bermain di lantai lebih menyenangkan dengan memberi mereka waktu beberapa menit dalam berbagai posisi, termasuk samping, belakang, dan perut. Gunakan mainan sebagai pancingan agar mereka mau bergerak untuk mengambilnya.
***
Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang merangkak dengan cara 'ngesot' atau bertumpu dengan pantat akan berjalan sekitar sebulan lebih lambat dibandingkan anak yang merangkak dengan bertumpu pada tangan dan kakinya. Studi lain juga menemukan anak yang tidak merangkak dan langsung berjalan umumnya berjalan pada usia yang lebih dini dibandingkan rata-rata.
Apakah anak yang tidak merangkak perkembangannya akan lebih lambat dibandingkan yang merangkak? Tidak juga. Setiap anak berbeda dan tumbuh dengan kecepatan yang berbeda pula.
Faktanya, penelitian tidak menemukan adanya hubungan antara cara anak belajar berjalan termasuk merangkak dengan perkembangan IQ atau bahasa di kemudian hari.
Jadi kesimpulannya, haruskah anak merangkak? Jawabannya tidak harus, tetapi dengan merangkak anak mendapatkan banyak manfaat untuk tumbuh kembang dan meningkatkan keterampilan motoriknya. Tetapi jika anak melewatkan fase merangkak dan langsung berjalan juga tidak apa-apa. Semuanya kembali lagi kepada si kecil, karena setiap anak berbeda, ya.
Sumber:
Parenting Science - When do babies crawl, and how does it develop?
https://parentingscience.com/when-do-babies-crawl/
What to Expect - When Do Babies Start Crawling? Teaching Your Baby to Crawl
https://www.whattoexpect.com/first-year/crawling/
Healthline - Teaching Baby to Crawl: Simple Steps
https://www.healthline.com/health/parenting/teaching-baby-to-crawl
Psychology Today - Does It Matter If Your Child Skips Crawling
https://www.psychologytoday.com/intl/blog/parenting-translator/202203/does-it-matter-if-your-child-skips-crawling