Pernahkah Mama dan Papa mengalami si kecil tidur nyenyak di pangkuan, tetapi begitu ditidurkan di tempat tidurnya ia akan langsung terbangun dan menangis?
Hal ini tentu membuat orang tua menjadi khawatir karena si kecil jadi terbangun dan tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Untuk mengatasi hal ini, Parents perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab hal ini terjadi dan cara menenangkan bayi yang tepat, ya.
Mengapa Bayi Menangis Saat Ditidurkan?
Ada banyak alasan mengapa bayi paling senang saat digendong dan menangis saat ditidurkan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Si Kecil Ingin Selalu Dekat dengan Parents
Rahim adalah tempat yang paling nyaman bagi bayi karena hangat dan ia dapat mendengar suara serta detak jantung Parents. Dipeluk atau digendong memberikan sensasi mirip seperti berada di dalam rahim dan membuat mereka merasa aman. Ini merupakan hal yang akan terjadi selama beberapa waktu setelah mereka lahir hingga bisa terbiasa di dunia.
Ketika bayi dibaringkan di kasur, mereka dapat merasakan perubahan suhu yang tadinya hangat dan nyaman didekap oleh Parents menjadi dingin ketika berada di kasur sendirian.
Saat si kecil menginjak usia 7 atau 8 bulan, mereka juga mungkin akan mengalami fase yang disebut dengan separation anxiety, dimana mereka merasakan kecemasan akan perpisahan.
Bisa jadi mereka menangis jika harus berpisah dengan Parents, termasuk ketika waktunya tidur. Tak perlu khawatir karena ini merupakan bagian dari perkembangan mereka dan sepenuhnya normal. Setelah terbiasa, Parents akan mengetahui cara memindahkan bayi ke tempat tidur tanpa terbangun.
2. Terkejut
Bayi baru lahir mempunyai refleks yang disebut dengan refleks kejut atau refleks Moro. Refleks ini sering terjadi secara tiba-tiba ketika bayi mengalami suatu hal yang tiba-tiba pula, misalnya ketika tiba-tiba dipindahkan untuk tidur saat sedang tidur. Maka dari itu, banyak yang menganggap bayi mudah kaget saat tidur.
Bayi yang mengalami refleks Moro ciri-cirinya adalah merentangkan tangan dan kaki, serta menggerakan kepala ke belakang. Gerakan tiba-tiba ini dapat membangunkan mereka dan membuat mereka menangis. Refleks Moro umumnya akan hilang dengan sendirinya saat si kecil sudah mencapai usia 2 bulan.
3. Ketidakmampuan untuk Menenangkan Diri (Self-Soothing Skill)
Banyak bayi merasa nyaman saat digendong, diayun, atau disusui hingga tidur di malam hari dan ini menjadi kebiasaan.
Saat dipindahkan untuk tidur di kasur, ia mungkin terbangun. Apabila ia belum mampu menenangkan dirinya sendiri, bayi akan menangis dan membutuhkan bantuan untuk kembali tidur. Belajar menenangkan diri adalah keterampilan yang membutuhkan waktu, dan mungkin lebih mudah dilakukan oleh beberapa bayi dibandingkan bayi lainnya.
4. Sedang Rewel
Ada kalanya bayi menangis saat ditidurkan hanya karena ia sedang rewel. Semua bayi akan menangis, tetapi frekuensi dan durasinya dapat bervariasi berdasarkan temperamen dan usia.
Beberapa bayi baru lahir juga mungkin mengalami kolik, yaitu periode menangis yang intes dan terjadi di waktu sore atau malam hari. Jika bayi mengalami kolik, ia akan sulit ditenangkan maupun ditidurkan. Kolik akan mencapai puncaknya pada usia 6 minggu dan berangsur-angsur hilang dengan sendirinya.
Apa yang Harus Dilakukan Agar Bayi Kembali Tertidur?
1. Buat Bayi Familiar dengan Tempat Tidurnya
Berada di tempat tidur atau kamar di malam hari mungkin terasa asing bagi bayi, terutama setelah menghabiskan waktu seharian bersama orang dewasa lainnya di ruangan lain.
Si kecil perlu merasa terbiasa dan familiar dengan kamar dan tempat tidurnya agar ia tidak mudah terbangun saat ditidurkan. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara menghabiskan banyak waktu di tempat tidur bayi saat siang hari.
2. Menenangkan Bayi
Apabila bayi terbangun dan menangis saat ditidurkan, ada cara untuk menenangkannya dan membantunya kembali tidur misalnya dengan menggendong atau mengayunkannya dengan gerakan yang lembut.
Parents juga bisa memutar white noise yang secara ilmiah telah terbukti dapat menenangkan bayi dan membantu menidurkannya. Gunakan mesin white noise dengan kualitas tinggi dan banyak variasi seperti Dream Whisper Home Calming White Noise & Baby Shusher dari Happy Little Sleeper.
Pastikan pula ruangan gelap dan hening sehingga bebas dari distraksi yang membuatnya terjaga.
Kemudian tidurkan bayi dalam kondisi drowsy but awake, atau saat ia masih terbangun tetapi sudah mengantuk. Biarkan bayi memejamkan mata sendiri dan tertidur di tempat tidurnya. Hal ini membantu bayi mempelajari kemampuan menenangkan diri sendiri.
3. Lakukan Bedtime Routines yang Konsisten
Memiliki rutinitas waktu tidur yang teratur dapat membuat malam hari menjadi lebih teratur. Bayi sangat menyukai rutinitas, dan bedtime routines membantu mempersiapkan tubuhnya untuk rileks dan memahami kapan waktunya tidur.
Lakukan aktivitas menenangkan seperti mandi air hangat, pijat bayi, mendengar lagu pengantar tidur, atau berpelukan. Melakukan hal-hal ini secara teratur tidak hanya menciptakan rutinitas yang nyaman tetapi juga mendorong kebiasaan tidur yang lebih baik bagi bayi seiring pertumbuhannya.
***
Wajar jika bayi terbangun dan menangis saat sedang dicoba dibaringkan, meskipun ia sudah tertidur lelap. Setiap bayi berbeda, dan reaksi mereka terhadap waktu tidur bisa berbeda-beda. Bila bayi terkadang terbangun dan menangis sebelum tidur, jangan khawatir karena Parents tidak sendirian.
Itulah beberapa alasan mengapa bayi menangis saat ditidurkan di tempat tidurnya. Mencari tahu apa yang cocok untuk si kecil mungkin memerlukan waktu, usaha, dan kesabaran. Semangat dan semoga bermanfaat!
Sumber:
NCT - Why does my baby cry when I put them to bed
https://www.nct.org.uk/baby-toddler/crying/why-does-my-baby-cry-when-i-put-them-bed
Baby Center - What to do if your baby cries when put down
https://www.babycenter.com/baby/newborn-baby/my-newborn-fusses-when-i-lay-him-down-how-do-i-break-him-of_13916
https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/crying-colic/Pages/Calming-A-Fussy-Baby.aspx