Orang tua mungkin terkadang sulit menentukan alasan mengapa bayi sering bangun di malam hari. Kebanyakan mengira bayi lapar sehingga langsung menyusui bayi agar tertidur kembali. Tetapi bisa jadi hal ini terjadi karena kebiasaan bangun malam atau habitual waking.
Rasa lapar bisa menjadi penyebab umum bayi terbangun di malam hari, tetapi penting untuk mengetahui bahwa bayi juga mungkin terbangun karena sudah terbiasa terbangun di jam tertentu di malam hari. Kebiasaan ini bisa jadi melelahkan bagi orang tua dan perlu diintervensi dengan menerapkan rutinitas tidur yang baik.
Membedakan antara rasa lapar dan kebiasaan dapat membantu Parents merespons kebutuhan bayi dengan tepat.
Apa Itu Habitual Waking?
Kebiasaan bangun malam pada bayi mengacu pada pola di mana bayi bangun di malam hari karena kebiasaan, bukan karena kebutuhan yang sebenarnya seperti lapar atau tidak nyaman.
Setelah usia 6 bulan, bayi dapat mulai mengembangkan kebiasaan, termasuk bangun di malam hari. Biasanya ini terjadi pada waktu yang sama setiap malam. Terkadang orang tua salah mengira bayi bangun karena lapar sehingga memberikannya susu atau disusui. Jika Parents menyusui si kecil beberapa kali dalam semalam, tetapi tak yakin ia benar-benar lapar, ia mungkin terbangun karena kebiasaan bukan karena kelaparan.
Kebiasaan bangun malam ini bisa menjadi pengalaman yang melelahkan baik bagi bayi maupun orang tua. Apa penyebab dari kebiasaan ini?
Kebiasaan bangun malam sering terjadi karena bayi mengasosiasikan kondisi atau tindakan tertentu dengan tertidur, seperti diayun, disusui, atau digendong. Saat mereka terbangun di malam hari, mereka mungkin membutuhkan kondisi yang sama untuk tertidur kembali. Dalam beberapa kasus, bayi yang memiliki kebiasaan bangun malam dapat mengalami reverse cycling atau siklus terbalik, dimana ia mengonsumsi sebagian besar kalori susunya pada malam hari dan akibatnya, menyusu lebih sedikit pada siang hari.
Bagaimana Cara Mengetahui Bayi Bangun di Malam Hari Karena Lapar atau Kebiasaan?
Membedakan antara rasa lapar dan kenyamanan bisa jadi sulit. Namun, ada indikator tertentu yang dapat membantu Parents menentukan penyebabnya. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu.
1. Pertimbangkan Usia Bayi
Hingga sekitar usia 6 bulan, bayi biasanya membutuhkan setidaknya satu kali menyusu di malam hari. Perut mereka kecil, dan susu formula serta ASI dicerna dengan cukup cepat sehingga mereka cepat lapar.
Apabila bayi berusia di bawah 6 bulan, kemungkinan besar ia bangun di tengah malam karena lapar.
2. Periksa Apakah Ada Tanda Lapar
Cara termudah membedakan lapar dan kebiasaan menghisap adalah memeriksa apakah ada tanda lapar yang ditunjukkan bayi. Berikut adalah tiga tanda lapar yang umum:
-
Mencari puting susu: Ketika bayi lapar, mereka secara naluriah menoleh dan mencari puting susu untuk dihisap. Parents mungkin memperhatikan mereka menggerakkan mulutnya ke arah apa pun yang mendekati wajah mereka, termasuk tangan atau jari. Mereka mungkin juga mendecakkan bibir. Perilaku ini disebut rooting reflex dan merupakan indikasi yang jelas bahwa bayi butuh makan.
- Peningkatan aktivitas dan kewaspadaan: Kelaparan dapat membuat bayi lebih aktif dan waspada. Mereka mungkin menjadi lebih gelisah, dan menunjukkan peningkatan gerakan tubuh. Mata mereka mungkin melebar, dan mereka mungkin tampak lebih terjaga dan terlibat dengan lingkungan sekitar.
- Menjulurkan lidah: Terkadang bayi yang lapar mungkin menjulurkan lidahnya. Ini adalah bagian dari refleks dorongan lidah (tongue thrust) bawaan bayi sejak lahir. Refleks ini membantu memfasilitasi pemberian ASI atau botol. Meskipun refleks ini biasanya menghilang antara usia 4 hingga 6 bulan, beberapa bayi bisa terus menjulurkan lidah hingga agak besar karena kebiasaan.
- Menangis: Tangisan yang terus-menerus dan intens, terutama jika disertai dengan tanda lapar lainnya, merupakan indikator kuat bahwa bayi lapar.
3. Periksa Apakah Bayi Menelan Susu
Jika bayi menempel dengan baik di payudara dan terlihat menelan susu, maka besar kemungkinan ia bangun karena lapar dan butuh makan. Periksa apakah tenggorokannya bergerak dengan setiap tegukan. Tetapi jika gerakan menghisapnya lebih pendek dan dangkal, maka dia mungkin sebenarnya tidak lapar.
4. Coba Tawarkan Empeng
Jika si kecil sudah bisa menyusu dengan baik dan menguasai teknik pelekatan dengan tepat, maka Parents sudah bisa memperkenalkan empeng kepadanya. Menghisap empeng dapat membantu bayi menjadi lebih tenang dan membantu tidur lebih lama.
Bila bayi benar-benar lapar, ia akan terus menunjukkan tanda-tanda lapar bahkan jika sudah diberikan empeng bahkan memuntahkan empeng dari mulutnya.
5. Periksa Apakah Mereka Mudah Tidur Kembali Jika Tidak Diberikan Makan
Tertidur saat lapar itu sulit. Otak mengenali rasa lapar sebagai prioritas dan akan tetap waspada sampai kebutuhan tersebut terpenuhi, atau sampai tubuh cukup lelah sehingga kebutuhan untuk tidur menggantikan kebutuhan untuk makan.
Jadi, jika bayi benar-benar lapar, mereka biasanya tidak akan kembali tidur dengan mudah sampai diberi makan. Jika mereka tertidur setelah 5 atau 10 menit menangis tanpa diberi susu sebelumnya, itu pertanda yang cukup bahwa mereka hanya mencari bantuan untuk kembali tidur dan sebenarnya tidak membutuhkan makan.
6. Buat Sleep Log
Buatlah baby sleep log yang berisi catatan seputar waktu dan durasi tidur, bangun, serta makan anak sehari-hari. Ini dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan membedakan apakah bangun didorong oleh rasa lapar atau kebiasaan tidur.
Jika bayi sudah menyusu sebelum tidur, ia seharusnya bisa tidur sekitar 3-4 jam setelahnya. Siklus tidur rata-rata untuk bayi di sekitar usia 6 bulan adalah antara 45 menit hingga 1 jam. Jadi apabila mereka bangun selama itu setelah makan, kemungkinan mereka bangun karena butuh kenyamanan dari menghisap saja.
***
Memahami apakah bayi bangun di malam hari karena kelaparan atau kebiasaan adalah tantangan umum bagi orang tua. Dengan mengamati waktu, mengenali tanda-tanda lapar, dan mempertimbangkan pola makan bayi, maka Parents dapat memahami kebutuhan mereka dengan lebih baik dan meresponsnya dengan tepat. Jika Parents menghadapi kesulitan dalam mengatur pola tidur bayi, yuk konsultasi di One-on-One Coaching Happy Little Sleeper dan dapatkan panduan langsung dari Lead Sleep Expert Elvina Yahya serta live chat support. Semoga bermanfaat!
Sumber:
Healthline - Is My Baby Sticking His Tongue Out Normal?
https://www.healthline.com/health/baby-sticking-tongue-out
Centers for Disease Control and Prevention - Signs Your Child is Hungry or Full | Nutrition
https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/mealtime/signs-your-child-is-hungry-or-full.html