Mendengar anak menggertakkan gigi di malam hari mungkin dapat membuat Parents khawatir. Jika mengalami hal ini, sebaiknya jangan panik dulu ya!
Menggertakkan gigi yang juga disebut bruxism, dan cukup umum terjadi pada bayi, balita, dan anak-anak. Apakah bruxism berbahaya? Mari kita ketahui apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat.
Mengapa Anak Suka Menggertakkan Gigi di Malam Hari?
Menggertakkan gigi atau bruxism sendiri sebenarnya bukan kondisi yang langka. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 6-50% anak melakukan hal ini saat sedang tidur. Biasanya hal ini dimulai sejak masih bayi atau balita, yaitu ketika mereka sudah memiliki gigi di dalam mulutnya.
Menurut penelitian, 80% anak yang mengalami bruxism tidak menyadari mereka menggertakkan gigi di malam hari. Hal ini membuat sulit untuk mengetahui apakah si kecil mengalami bruxism terutama jika mereka tidur di kamar sendiri.
Penyebab bruxism sebenarnya agak sulit untuk diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku ini, seperti:
1. Stres & Kecemasan
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mungkin menggeretakkan gigi di malam hari karena sebagai cara melepaskan ketegangan dan stres yang mereka rasakan.
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa hal-hal seperti stres dan rasa cemas karena jauh dari orang tua (separation anxiety) dapat memicu bruxism saat tidur pada balita dan anak. Ketika anak-anak menghadapi situasi baru atau menakutkan, seperti mulai bersekolah atau terpisah dari pengasuhnya, mereka mungkin merasa stres dan khawatir. Karena mereka tidak selalu bisa membicarakan perasaan ini, mereka mungkin menggertakkan gigi saat tidur sebagai respon alami dari tubuhnya.
2. Tumbuh Gigi
Bayi juga bisa mengalami bruxism, terutama saat sedang tumbuh gigi. Tumbuh gigi bisa terasa tidak nyaman, dan bayi mungkin menggeretakkan gigi sebagai cara untuk meredakan rasa sakitnya.
3. Gangguan Tidur dan Kesehatan Mental
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan kondisi seperti migrain, ADHD, dan gangguan perkembangan saraf seperti gangguan spektrum autisme (ASD) cenderung lebih sering menggeretakkan gigi. Kondisi ini mempengaruhi fungsi otak, meningkatkan kemungkinan gigi bergemeretak tanpa disadari saat tidur.
4. Masalah Gigi
Studi menemukan bahwa anak-anak yang giginya tidak rapi atau memakai kawat gigi lebih mungkin mengalami bruxism. Gigi yang tidak sejajar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, sehingga menyebabkan gigi bergemeretak untuk mengurangi tekanan. Sedangkan kawat gigi dapat menimbulkan sensasi dan tekanan baru pada gigi, sehingga memicu kertakan gigi sebagai responnya.
5. Faktor Lainnya
Bruxism juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti riwayat keluarga (genetik) dan faktor lingkungan. Misalnya, menjadi perokok pasif dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bruxism pada anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia dalam asap rokok dapat mempengaruhi sistem saraf, membuat otot bergerak tanpa sadar, seperti menggeretakkan gigi.
Apakah Bruxism Berbahaya?
Bruxism pada dasarnya tidak berbahaya, namun dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jika terjadi terus-menerus, seperti:
- Gigi retak, gusi surut, dan masalah lain pada gigi dan rahang
- Gangguan sendi temporomandibular (TMJ)
- Gangguan makan
- Gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan
- Masalah tidur
Tips Mengatasi Bruxism pada Anak
1. Mengelola Stres dan Kecemasan
Membantu anak mengelola stres dapat mengurangi bruxism. Ajak si kecil untuk berbicara dan berbagi mengenai perasaannya, apa yang mengganggunya, dan apa yang dikhawatirkan.
2. Sleep Hygiene dan Bedtime Routines
Bruxism erat kaitannya dengan kualitas tidur. Parents dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak dengan membuat kamar mereka gelap dan tenang, mengurangi screen time sebelum tidur, dan memberi mereka makanan sehat dengan sedikit kandungan gula. Menciptakan rutinitas waktu tidur yang teratur juga dapat mempermudah waktu tidur dan membantu anak merasa lebih rileks sebelum tidur.
3. Konsultasikan dengan Dokter atau Dokter Gigi
Jika ada tanda-tanda bruxism seperti mulut sensitif, nyeri rahang, sakit kepala, atau suara gemeretak saat tidur malam atau tidur siang, Parents dapat berkonsultasi dengan dokter gigi atau dokter anak. Jika menggeretakkan gigi menyebabkan rasa sakit atau kerusakan gigi, dokter gigi mungkin menyarankan pelindung mulut khusus untuk dipakai pada malam hari.
***
Anak menggertakkan gigi saat tidur atau bruxism merupakan hal yang lumrah, namun biasanya tidak berbahaya. Namun jika hal ini sering terjadi, maka menyebabkan masalah gigi. Tetap waspada dan berkonsultasi dengan ahlinya dapat dapat membantu mencegah masalah kesehatan atau masalah gigi tertentu di kemudian hari. Semoga bermanfaat!
Sumber:
Sleep Foundation - Why Do Kids Grind Their Teeth at Night?
https://www.sleepfoundation.org/bruxism/teeth-grinding-children
Nemours KidsHealth - Bruxism (Teeth Grinding or Clenching)(for Parents)
https://kidshealth.org/en/parents/bruxism.html/
Prevalence of sleep bruxism in children: A systematic review. Dental Press Journal of Orthodontics
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25628080/
Prevalence of bruxism in children with episodic migraine–a case-control study with polysomnography
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24886343/
High separation anxiety trajectory in early childhood is a risk factor for sleep bruxism at age 7
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31894243/
Association between exposure to secondhand smoke and sleep bruxism in children: a randomised control study
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22246780/