Paparan asap rokok sangat bahaya, terutama bagi bayi dan anak-anak. Telah terbukti secara ilmiah bahwa bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok meningkatkan risiko kematian dini dan berbagai penyakit pernapasan.
Sejak tahun 1964, sekitar 2.500.000 orang yang tidak merokok meninggal karena masalah kesehatan akibat paparan asap rokok. Kelompok ini sering disebut sebagai second-hand smoker atau perokok pasif.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, tidak ada tingkat paparan asap rokok yang aman. Orang yang tidak merokok yang terpapar asap rokok, bahkan untuk waktu yang singkat, dapat menderita efek kesehatan yang berbahaya.
Efek paparan asap rokok pada tubuh terjadi secara langsung. Paparan asap rokok dapat menghasilkan efek peradangan dan pernafasan yang berbahaya dalam waktu 60 menit setelah paparan yang dapat bertahan setidaknya tiga jam setelah paparan.
Efek Bahaya Asap Rokok pada Bayi dan Anak
1. Meningkatkanya Risiko SIDS
Menjadi perokok pasif di usia bayi dapat membahayakan pernapasan, detak jantung, dan pertumbuhan bayi, yang dapat membuat bayi berisiko lebih tinggi mengalami kematian mendadak (SIDS).
Menurut penelitian, bayi yang terpapar asap rokok dari anggota keluarga lebih mungkin meninggal akibat SIDS. Selain itu, bayi yang meninggal karena SIDS memiliki konsentrasi nikotin yang lebih tinggi di paru-parunya dan tingkat cotinine (penanda biologis untuk paparan asap rokok) yang lebih tinggi daripada bayi yang meninggal karena penyebab lain.
2. Infeksi
Bahan kimia dalam asap rokok dapat mempengaruhi otak dan mengganggu pernapasan anak.
Anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko lebih tinggi terkena infeksi pernapasan akut seperti pneumonia dan bronkitis, infeksi telinga, asma yang lebih sering dan parah, dan pertumbuhan paru-paru yang buruk. Mengi, batuk, dan sesak napas lebih sering terjadi pada anak-anak yang terpapar asap rokok.
Risiko masalah kesehatan lainnya meliputi:
- bronkiolitis
- bronkitis
- kanker anak, termasuk leukemia
- croup
- penyakit meningokokus, termasuk meningitis dan septikemia
- radang paru-paru
- tonsilitis
3. Asma
Asap rokok dapat memicu serangan asma pada anak. Anak-anak penderita asma yang berada di sekitar perokok pasif diketahui mengalami serangan asma yang lebih parah dan lebih sering. Serangan asma yang parah bahkan dapat membahayakan nyawa anak.
4. Masalah Paru-Paru
Jika anak-anak terpapar asap rokok orang lain, mereka dapat mengalami pembengkakan dan iritasi di saluran napas. Dibandingkan anak yang dibesarkan di lingkungan bebas asap rokok, mereka cenderung mengembangkan berbagai masalah paru-paru dan kesehatan lainnya. Menjadi perokok pasif meningkatkan risiko anak-anak terkena penyakit paru-paru hingga kematian dini.
5. Penurunan Pengembangan Otak
Selain itu, paparan asap rokok juga dapat mempengaruhi otak anak yang sedang berkembang karena otak anak sangat sensitif bahkan terhadap bahan kimia berbahaya dalam jumlah yang sangat kecil.
***
Rokok dan vape sama-sama berbahaya. Vape mengandung beberapa bahan kimia berbahaya yang sama seperti rokok.
Cara terbaik untuk melindungi anak dari asap rokok adalah dengan berhenti merokok atau vaping, dan mendukung orang dewasa lain dalam kehidupan anak untuk berhenti melakukan hal yang sama.
Salah satu hal terpenting adalah memastikan tidak ada yang merokok atau vaping di dekat anak atau di rumah. Selain itu, jangan pernah merokok atau vape di dalam mobil bersama anak. Membuka jendela mobil saja tidak cukup untuk menghentikan asap atau uap yang mempengaruhi anak.
Yuk sama-sama jauhkan bayi dan anak-anak dari bahaya asap rokok!
Sumber:
Raising Children - Second-hand & third-hand smoking & vaping
https://raisingchildren.net.au/babies/health-daily-care/health-concerns/second-hand-smoke
Health Problems Caused by Secondhand Smoke
https://www.cdc.gov/tobacco/secondhand-smoke/health.html#