Regresi tidur atau sleep regression tidak hanya terjadi pada bayi saja, melainkan juga pada balita yaitu pada sekitar usia usia 12, 18, 24, atau bahkan 36 bulan.
Jika Parents melihat si kecil yang sudah berusia balita mendadak mengalami gangguan tidur yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, kemungkinan besar ia mengalami regresi tidur.
Regresi tidur balita seringkali terjadi karena otak kecil mereka sibuk mempelajari keterampilan baru, baik fisik, mental, sosial, atau emosional, sehingga mengganggu rutinitas tidur mereka yang biasa.
Penyebab Regresi Tidur di Usia Balita
Pertumbuhan balita sangat pesat, ia dapat menguasai keterampilan baru hampir setiap bulan. Masa balita adalah masa pertumbuhan yang sangat cepat dan luar biasa.
Namun, semua perkembangan ini terkadang dapat menyebabkan regresi tidur di masa balita. Penyebab umum sleep regression pada balita adalah:
1. Separation Anxiety
Jika balita kerap merasa kesal, butuh waktu lebih lama untuk tertidur, atau tiba-tiba tidak ingin tidur, bisa jadi ia sedang mengalami separation anxiety.
Wajar jika balita merasa sedikit khawatir ketika mereka menyadari bahwa mereka dapat terpisah dari ibu atau ayahnya saat mereka hendak tidur. Kecemasan akan perpisahan biasa ini terjadi pada usia 14-18 bulan dan 2-3 tahun.
2. Toilet Training
Toilet training adalah tonggak penting perkembangan balita dan dapat menyebabkan regresi tidur. Peralihan dari popok ke kloset atau pispot seringkali menimbulkan perasaan takut atau cemas, dan mengompol di malam hari juga bisa menyebabkan si kecil terbangun dari tidurnya.
3. Transisi Tempat Tidur
Ketika anak-anak berusia antara 18 bulan dan 3 tahun, biasanya mereka akan pindah tempat tidur dari crib ke tempat tidur anak besar. Perubahan ini, meskipun mendorong kemandirian, terkadang dapat menyebabkan kemunduran tidur pada balita.
Dengan pengaturan tempat tidur baru, balita dapat dengan mudah masuk dan keluar sendiri, sehingga mungkin mereka lebih mudah menyelinap keluar dan meminta tidur di kasur Parents.
4. Mengekspresikan Apa yang Mereka Inginkan
Saat si kecil berusia 3 tahun, mereka mungkin sudah mengetahui sekitar 200 kata dan dapat mengobrol dengan cukup baik. Namun kemampuan baru untuk berbicara ini mungkin menyebabkan beberapa masalah tidur.
Sekarang setelah mereka dapat mengatakan apa yang mereka inginkan, mereka mungkin memberi tahu Parents bahwa mereka tidak ingin tidur atau menunda waktu tidur.
5. Mimpi Buruk
Saat si kecil menginjak usia balita, mereka mulai ingin melakukan berbagai hal sendiri dan memiliki imajinasi yang besar. Mimpi buruk dan takut pada kegelapan dapat terjadi, dan membuat mereka sulit tidur nyenyak.
6. Tidak Perlu Tidur Siang Lagi
Antara usia 3 dan 5 tahun, si kecil sebenarnya sudah tidak memerlukan tidur di siang hari karena tidur malamnya sudah cukup terkonsolidasi. Transisi tidur siang ini normal dan merupakan bagian alami dari perkembangan mereka.
7. Menjalani Hari yang Sibuk
Berbeda dengan usia bayi, memasuki usia balita si kecil akan sibuk sepanjang hari untuk bermain dan belajar sehingga mungkin sulit bagi mereka untuk menenangkan diri sebelum tidur.
Semua kegembiraan dan energi dapat membuat mereka terlalu terstimulasi, sehingga tubuh sulit untuk rileks dan tidur menjelang waktunya.
8. Peristiwa Besar
Parents juga perlu memperhatikan apakah si kecil baru-baru ini mengalami peristiwa besar yang melibatkan perubahan dalam kehidupannya. Misalnya memiliki adik baru, memiliki pengasuh anak yang berbeda, pindah ke rumah baru, atau memulai prasekolah dapat membangkitkan perasaan ini cemas dan khawatir yang membuat mereka sulit untuk tidur.
Cara Mengatasi Regresi Tidur pada Balita
Biasanya, regresi tidur balita berlangsung sekitar satu atau dua minggu. Tidak ada hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, dan umumnya gangguan tidur akan hilang dengan sendirinya.
Namun jika orang tua tidak menerapkan kebiasaan tidur yang baik selama masa ini, si kecil bisa mengembangkan kebiasaan tidur yang kurang baik. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Parents coba selama regresi tidur.
1. Pertahankan Kebiasaan Tidur yang Sehat
Selama masa regresi, sebaiknya tetap terapkan rutinitas tidur yang biasa. Lakukan bedtime routines sebelum tidur dan tidur sesuai jadwal biasanya. Hindari menonton TV atau screen time terutama menjelang waktu tidur dan jaga kamar tetap gelap dan sejuk.
2. Waktu Bangun yang Aktif
Untuk membantu balita tidur nyenyak di malam hari, berikan mereka aktivitas yang menggunakan otak dan tubuhnya di siang hari. Isi jam bangun mereka dengan bermain dan mempelajari hal-hal baru.
3. Berikan Pilihan
Wajar bagi anak di usia balita untuk menginginkan lebih banyak kemandirian. Bantu mereka dengan membiarkan mereka membuat pilihan di waktu tidur.
Si kecil dapat memilih buku pengantar tidur atau memilih piyamanya sendiri. Hal ini membuat waktu tidur terasa lebih terkontrol bagi mereka sehingga memudahkan mereka untuk tenang.
4. Quiet Time
Jika si kecil menolak untuk tidur siang, berikan ia quiet time alias waktu tenang. Ajak si kecil bermain mainan yang tidak terlalu menstimulasi seperti mewarnai atau memasang puzzle di kamar yang redup, tanpa banyak interaksi.
Ada banyak anak yang umum merasa mengantuk setelah quiet time dan tidur siang, tetapi ada pula yang tidak. Tidak apa-apa jika si kecil tidak tidur, yang penting ia mendapatkan waktu untuk tenang dan beristirahat.
***
Sangat normal bagi balita untuk mengalami regresi tidur. Fase ini sangat terkait dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Regresi tidur balita bersifat sementara, dan dengan bersabar, mengikuti jadwal harian yang terstruktur secara konsisten dan memberikan dukungan yang tepat maka Parents dapat membantu si kecil kembali tidur lebih nyenyak.
Jadi apakah si kecil sedang mengalami regresi tidur balita sekarang? Semangat, ya!
Sumber:
What to Expect - The 3 Year Old Sleep Regression Toddlers
https://www.whattoexpect.com/toddler/sleep/3-year-old-sleep-regression