Bayi bisa jadi rewel jelang waktu tidur karena beberapa penyebab tertentu.
Tentu Parents bingung saat mencoba menidurkan si kecil di malam hari, dalam keadaan sudah lelah dan mengantuk, tetapi si kecil justru tidak mau tidur dan malah menangis. Ini merupakan hal yang umum terjadi, dan kerap membuat orang tua bertanya-tanya 'Mengapa susah sekali bagi bayi untuk tidur?'
Menidurkan bayi di malam hari dapat menjadi tantangan tersendiri. Ada bayi yang mudah tidur, tetapi ada juga yang tidak. Semua bayi berbeda. Mari kita telusuri alasan di balik bayi tidak mau ditidurkan atau menangis jelang waktu tidur berikut ini untuk membuat malam lebih damai bagi seluruh anggota keluarga.
Mengapa Bayi Rewel Saat Hendak Tidur?
Bayi yang rewel bisa menjadi tantangan karena ia belum bisa berbicara dan memberi tahu kita apa yang mengganggunya. Mereka tidak bisa memberi tahu kita apakah suhu ruangan terlalu panas, terlalu dingin, atau ada hal lain yang mengganggunya. Jadi, orang tua harus berusaha mencari tahu apa yang mungkin membuat bayi mereka kesal. Ada beberapa alasan mengapa bayi menangis sebelum tidur, yaitu sebagai berikut:
1. Overtired
Jika bayi sulit ditidurkan dan menangis kencang, bisa jadi ia mungkin kelelahan atau overtired. Hal ini terjadi ketika bayi kurang tidur siang atau terjaga terlalu lama di antara waktu tidurnya. Saat bayi terlalu lelah, mereka bisa jadi sulit tertidur dan gelisah.
Untuk mengatasinya, periksa apakah bayi sudah cukup tidur di siang hari. Jika tidak, cobalah membuat tidur siangnya lebih lama. Jika bayi terbangun terlalu lama diantara waktu tidurnya, sesuaikan jadwalnya dengan menunda tidur siang terakhirnya, membuat waktu tidurnya lebih awal, atau melakukan keduanya.
2. Overstimulasi
Bayi suka menemukan hal-hal baru, tetapi terlalu banyak stimulasi dapat membuat mereka menjadi sulit tidur. Jika bayi dikelilingi oleh lampu terang, mainan yang berisik, atau layar, hal-hal ini dapat mengganggu tubuh dan pikiran mereka untuk rileks dan beristirahat. Stimulasi berlebihan ini dapat membuat mereka merasa kewalahan sehingga menyebabkan menangis sebelum tidur.
Untuk membantu bayi rileks, hindari aktivitas yang terlalu menstimulasi dan paparan layar atau cahaya terang setidaknya 1 jam sebelum tidur. Jaga suasana tetap tenang, redupkan lampu, dan ciptakan lingkungan yang tenang agar si kecil mudah tertidur.
3. Regresi Tidur
Jika si kecil tiba-tiba kesulitan tidur, hal ini mungkin disebabkan oleh regresi tidur atau sleep regression. Sleep regression adalah gangguan tidur sementara yang terjadi pada rutinitas tidur bayi dan bisa terjadi sekitar 4 bulan, 6 bulan, antara 8 dan 10 bulan, dan setelah 12 bulan.
Bayi mungkin lebih sulit untuk tenang, lebih sering bangun, atau menolak tidur selama fase ini. Akan tetapi tak perlu khawatir sebab sleep regression biasanya bersifat sementara, dan dengan sedikit kesabaran maka bayi akan dapat kembali tidur dengan nyenyak.
4. Kecemasan akan Perpisahan (Separation Anxiety)
Bayi dan balita mungkin menangis sebelum tidur karena mereka mengalami kecemasan akan perpisahan. Ini umum terjadi antara 6 hingga 24 bulan, dan mencapai puncaknya biasanya sekitar 9 dan 18 bulan.
Orang tua dapat membantu dengan memberikan kenyamanan, menjaga rutinitas waktu tidur yang konsisten, dan meyakinkan bayi bahwa orang tuanya ada. Seiring berjalannya waktu, mereka akan memahami bahwa jika Parents tidak terlihat itu bukan berarti Parents pergi meninggalkan mereka.
5. Tidak Nyaman
Jika si kecil biasanya baik-baik saja sebelum tidur tetapi tiba-tiba mulai menangis dan rewel jelang waktu tidur, periksa apakah ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.
Bisa jadi karena sedang tumbuh gigi, sakit perut, atau mungkin ia sedang tidak sehat sehingga menyulitkan mereka untuk tidur. Cari tahu apa yang mengganggu mereka dengan memperhatikannya tanda-tandanya dengan cermat.
6. Crib Aversion
Jika bayi sering menangis sebelum tidur, terutama ketika dibaringkan di tempat tidurnya, bisa jadi ia telah mengembangkan asosiasi negatif terhadap tempat tidurnya alias crib aversion.
Hal ini bisa terjadi ketika orang tua mengharapkan bayinya tidur terlalu sering dan lama. Terkadang, orang tua secara tidak sengaja membiarkan bayi terlalu lama di boksnya, berharap bayi bisa tidur lebih banyak. Akan tetapi, hal ini justru dapat menyebabkan bayi frustasi karena ia membuat asosiasi keadaan terjaga, bukan istirahat, di tempat tidurnya.
Untuk mengatasinya, cari tahu berapa lama waktu tidur yang sebenarnya dibutuhkan bayi sesuai usia dan sesuaikan jadwalnya. Dengan cara ini, Parents dapat memastikan si kecil menghabiskan waktu yang tepat di tempat tidurnya, mengurangi rasa frustrasinya, dan menjadikan waktu tidurnya lebih positif. Coba juga tips-tips agar anak mau tidur di dalam crib.
7. Kolik
Jika bayi masih kecil atau baru lahir, ada kemungkinan ia mengalami kolik yang menimbulkan ketidaknyamanan sehingga menangis jelang waktu tidur. Kolik umumnya terjadi pada sore menjelang malam hari, dan bayi yang menangis karena kolik biasanya sulit untuk ditenangkan. Hingga saat ini masih belum jelas apa penyebab pasti kolik dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Kolik akan sembuh dengan sendirinya setelah bayi bertambah besar.
***
Kesimpulannya, mencari tahu alasan mengapa bayi menangis jelang waktu tidur dapat sangat membantu. Memperhatikan dan mencoba memahami sinyal yang diberikan bayi dapat membantu Parents. Semangat ya! Jika Parents ingin belajar lebih banyak lagi untuk mengatur pola tidur bayi dengan baik dan mendukung kemandirian tidur si kecil, yuk ikuti Infant Sleep Learning Course dari Happy Little Sleeper sekarang.
Sumber:
Infantile colic
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6091773/
Sleep Foundation - Why Your Baby Won’t Sleep in the Crib
https://www.sleepfoundation.org/baby-sleep/why-your-baby-wont-sleep-in-the-crib
Separation anxiety in infants
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7976135/
Understanding and Navigating Sleep Regressions
https://www.lancastergeneralhealth.org/health-hub-home/motherhood/the-first-year/understanding-and-navigating-sleep-regressions