Banyak orang tua mengira stres hanya dialami oleh orang dewasa. Padahal, stress pada anak juga nyata dan bisa berdampak besar pada keseharian mereka, termasuk pola tidur.
Seringkali, hal-hal yang kita anggap 'sepele' seperti perubahan kecil dalam rutinitas bisa menjadi pemicu stres yang cukup berat bagi anak. Karena tidak selalu terlihat jelas, tanda-tanda stres pun sering luput dari perhatian.
Penyebab Umum Stres pada Anak
Memahami sumber stres adalah langkah pertama untuk membantu anak. Beberapa pemicu yang umum antara lain:
-
Kehadiran adik baru
Anak bisa merasa tersaingi atau kehilangan perhatian yang sebelumnya penuh untuk dirinya.
-
Memulai sekolah
Perubahan lingkungan, rutinitas baru, atau berpisah dari orang tua bisa menimbulkan kecemasan dan stres.
-
Pertengkaran orang tua
Anak sangat sensitif terhadap ketegangan dalam keluarga, bahkan jika tidak terlibat langsung.
-
Pindah rumah
Adaptasi dengan lingkungan baru atau kehilangan teman lama bisa menimbulkan beban emosional.
-
Kehilangan atau pergantian pengasuh
Ikatan emosional yang terputus bisa membuat anak merasa tidak aman dan bingung.
Menurut Hechinger Report, stres di usia dini dapat mempengaruhi perkembangan otak anak, terutama bagian yang mengatur emosi, memori, dan pengambilan keputusan. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk peka terhadap perubahan perilaku anak dan meresponsnya dengan penuh perhatian.
Kualitas Tidur Anak yang Terganggu Akibat Stres, Apa yang Harus Dilakukan?
Salah satu tanda anak stres yang sering muncul adalah gangguan tidur. Anak menjadi sulit tidur, sering terbangun di malam hari, mengalami mimpi buruk atau gelisah saat tidur. Jika dibiarkan, kurang tidur justru memperburuk stres yang mereka alami, dan sebaliknya.
Coba terapkan langkah-langkah berikut ini untuk membantu anak tidur lebih nyenyak saat sedang mengalami stres.
1. Pertahankan Rutinitas Tidur yang Konsisten
Bangun suasana nyaman sebelum tidur dengan bedtime routines atau melakukan rangkaian kegiatan yang menenangkan sebelum tidur. Misalnya: mandi air hangat, membacakan cerita atau mengenakan piyama favorit. Selain itu, tidur pada waktu yang sama setiap malam juga dapat memberikan rasa aman.
2. Berikan Dukungan Emosional
Luangkan waktu sebelum tidur untuk ngobrol dengan si Kecil. Tanyakan, “Bagaimana perasaan kamu hari ini?”, lalu dengarkan tanpa menghakimi. Sentuhan lembut atau pelukan juga membantu anak merasa aman.
Ajak anak bicara tentang perubahan yang terjadi. Validasi perasaan mereka dan libatkan anak dalam proses adaptasi, seperti mengajak bermain di sekolah sebelum hari pertama, atau memilih warna cat dinding kamar atau sprei saat pindah rumah. Hal-hal seperti ini membantu anak memahami bahwa perubahan bisa terasa aman dan menyenangkan.
3. Ciptakan Lingkungan Tidur yang Menenangkan
Gunakan white noise atau musik lembut. Selain itu, biarkan anak tidur dengan boneka, selimut, atau benda kesayangan yang membuat mereka merasa aman dan nyaman.
4. Hindari Overstimulasi Sebelum Tidur
Matikan layar (TV/HP) minimal 30–60 menit sebelum tidur. Hindari tontonan yang menyeramkan dan menstimulasi menjelang waktu tidur.
***
Menghadapi stres pada anak memang tidak selalu mudah, apalagi saat ada banyak perubahan besar. Tapi dengan kesabaran, empati, dan konsistensi, Parents bisa membantu anak melewati masa sulit ini dengan lebih tenang.
Untuk mengurangi dampak stres pada kualitas tidur anak, coba pastikan lingkungan tidurnya nyaman dan tenang, salah satunya dengan white noise. Parents bisa menggunakan Dream Whisper Calming White Noise & Baby Shusher. Alat white noise ini memiliki 31 pilihan suara termasuk suara white noise, suara kipas, hingga suara alam. Dilengkapi dengan timer dan night lamp, cocok digunakan untuk anak maupun dewasa.
Ingat, memulihkan pola tidur yang terganggu akibat stres memang butuh waktu, tapi setiap langkah yang dilakukan sangat berarti untuk tumbuh kembang si Kecil. Semoga bermanfaat!
Sumber:
Furfaro, H. (2021, August 25). Children’s brains on stress. The Hechinger Report. https://hechingerreport.org/childrens-brains-on-stress/