Skip to content
memaksa anak minta maaf

Jangan Memaksa Anak Minta Maaf, Mengapa?

Apakah Parents pernah memaksa si kecil untuk meminta maaf setelah melakukan kesalahan saat bermain dengan teman-temannya? Hal ini merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh orang tua. 

Namun pernahkah Parents  bertanya-tanya apakah permintaan maaf yang 'dipaksakan' ini benar-benar efektif? Lalu bagaimana kita dapat membantu anak untuk memahami dan belajar dari kesalahan mereka? Cari tahu jawabannya dalam artikel berikut ini.

Mengapa Sebaiknya Kita Tidak Memaksa Anak untuk Minta Maaf

Permintaan maaf memainkan peran kunci dalam membuat suatu hubungan menjadi lebih baik ketika terjadi kesalahan. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa ketika anak-anak meminta maaf, hal itu membantu memperbaiki keadaan dari orang yang mungkin membuat mereka kesal. 

Penelitian menemukan bahwa menerima permintaan maaf membuat anak-anak merasa lebih percaya dan lebih bahagia. Ternyata, anak juga lebih pemaaf jika ada yang meminta maaf. Jika seorang anak meminta maaf, orang lain akan cenderung berpikir bahwa dia adalah orang yang baik. 

Lalu bagaimana jika kita 'memaksa' anak untuk meminta maaf? Apakah berbeda antara permintaan maaf yang dilakukan secara spontan atau diminta oleh orang tua? 

Permintaan maaf yang tidak sungguh-sungguh atau tidak tulus sebenarnya kurang baik. Jika dipaksakan, anak mungkin tidak dapat paham alasan mengapa mereka harus meminta maaf dan tidak memahami dimana letak kesalahan mereka. Kita pun tidak bisa memahami sudut pandang anak dengan baik. 

Tidak apa-apa mengingatkan anak untuk meminta maaf ketika mereka melakukan kesalahan, tetapi sebaiknya hindari memaksakan anak untuk meminta maaf atau mengancamnya jika tidak melakukannya. Perilaku ini terlalu mengontrol dan dapat berdampak negatif pada anak.

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Jika Anak Berbuat Kesalahan?

1. Berhenti Sejenak untuk Memproses

Mengajarkan anak-anak bagaimana mengatakan maaf bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi ini juga tentang bagaimana kita membimbing mereka melewati sebuah kesalahan. Parents perlu memberi anak ruang untuk belajar dari kesalahan mereka dengan cara yang tenang dan bijaksana.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengambil langkah mundur, baik bagi anak maupun orang tua. Menegur atau berbicara pada anak mengenai kesalahan mereka tidak akan berhasil sebelum mereka berada dalam kondisi yang tepat untuk untuk mendengarkan dan memikirkan tindakannya.

Anak-anak memerlukan waktu untuk menenangkan diri sejenak. Ketika mereka sudah merasa lebih rileks, inilah saat yang tepat untuk berbicara dan membantu mereka memahami apa yang salah.

2. Berbagi Perasaan

Agar dapat belajar dari kesalahan, anak perlu memahami emosi dan perilakunya terlebih dahulu. Parents dapat membantu mereka dengan mencari tahu perasaan apa yang menyebabkan perilaku mereka. Mungkinkah perselisihan terjadi karena mereka cemburu, atau mungkin lelah? Penting untuk mengajari anak memahami dan memproses perasaannya, apapun itu. 

Terkadang, anak mungkin tidak menyadari bahwa mereka melakukan kesalahan. Bisa jadi karena mereka sulit mengakuinya pada diri sendiri atau karena mereka tidak melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Dalam situasi seperti ini, bantu si kecil untuk melihat bagaimana tindakannya dapat berdampak pada orang lain. 

3. Mengajarkan Cara Meminta Maaf dengan Tulus

Agar anak tidak meminta maaf hanya karena disuruh, sebaiknya ajarkan mereka cara meminta maaf yang baik dan tulus.

Permintaan maaf yang baik berupa permintaan maaf atas kesalahan yang terjadi, menunjukkan penyesalan yang nyata, dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki masalah, seperti berjanji untuk melakukan yang lebih baik atau mengambil tindakan tertentu.

Jika anak-anak mempelajari hal ini sejak dini, maka mereka akan terbiasa untuk meminta maaf dengan tulus, memahami konsekuensinya, dan tidak mengulangi perbuatannya di masa depan.

4. Tindakan Nyata

Penelitian menunjukkan ada cara yang lebih baik daripada sekadar menyuruh anak meminta maaf, yaitu melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki keadaan. Menurut penelitian hal ini lebih efektif dalam memperbaiki hubungan dan membuat orang yang disakiti merasa lebih baik, dan membuat penyelesaian konflik menjadi lebih bermakna.

Misalnya, jika anak secara tidak sengaja melukai orang lain, mereka dapat membantu mengobati lukanya. Atau jika mereka menjatuhkan sesuatu, mereka dapat membantu memperbaikinya ke tempat semula. 

 

*** 

Menyuruh atau memaksa anak untuk meminta maaf sebenarnya tidak membantu mereka belajar dari kesalahan. Mengajari mereka cara meminta maaf dengan tulus, dengan memahami konsekuensinya, penyesalan, dan bagaimana memperbaiki keadaaan adalah pendekatan yang lebih baik untuk membantu anak tumbuh secara emosional dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. 

 

Sumber:

Today's Parent - Here's what works better than forcing your kid to say sorry
https://www.todaysparent.com/family/parenting/heres-what-works-way-better-than-forcing-your-kid-to-say-sorry/

Psychology Today - Should You make Your Kids Apologize?
https://www.psychologytoday.com/intl/blog/parenting-translator/202201/should-you-make-your-kids-apologize

Motherly - Stop Making Your Kids Say 'I'm Sorry' And Try This Instead
https://www.mother.ly/news/viral-trending/making-your-child-apologize-im-sorry/

Hi, I’m Elvina!

Founder of @happylittlesleeper & a proud mama

If you're dreaming of a good night's sleep…
trust me, I understand your struggle intimately. I've been in those sleep-deprived shoes, functioning on auto-pilot, feeling like a walking zombie in what should be a magical time of motherhood. But… I also know there's light at the end of this exhausting tunnel...

GET TO KNOW ME